MAKALAH PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
TENTANG
IMAN
KEPADA MALAIKAT
Disusun
Oleh :
Kelompok
V
Nama : 1.
Sri Kasipah
2. Taufik Ariyanto
3. Tedi Bejo
4. Tedi Kurniawan
5. Zaenal Abidin
Kelas : VII
a
SMP N 3 KESESI
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya makalah ini, walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Makalah yang kami buat berisi materi tentang Iman Kepada Malaikat.
Makalah ini memberi perhatian yang besar terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi maupun ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Oleh karena itu, selain menyajikan makalah yang di kehendaki, makalah ini juga menyajikan aplikasi keimanan kita dalam kehidupan sehari- hari, baik dalam bidang IPTEK maupun non IPTEK. Di dalam makalah ini, kita temukan tentang keimanan manusia untuk beribadah kepada Malaikat .
Demikian pula dengan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Dalam bab ini, kita akan membahas tentang Iman kepada Malaikat. Rukun akidah yang kedua setelah iman kepada Allah, adalah iman kepada adanya malaikat. Iman kepada malaikat lebih didahulukan daripada iman kepada nabi dan rasul, hal ini dikaitkan dengan salah satu fungsi utama malaikat, yaitu sebagai penyampai wahyu Allah kepada nabi-Nya.
Salah satu dalil untuk mengetahui keberadaan malaikat adalah melalui berita yang mutawatir (akurat), dan satu-satunya berita yang paling akurat adalah berita yang dibawa Nabi Muhammad SAW, yaitu Al Qur’an. Dalam Al Qur’an masalah malaikat disebutkan lebih dari 75 kali, tersebar dalam 33 surat .
a. Latar belakang
Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Dalam ajaran agama islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang ada di dunia dan akherat yang tidak kita ketahui.
Iman kepada malaikat adalah bagian dari Rukun Iman. Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya. Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya.
Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan Rasul. Malaikat selalu menampakan diri dalam wujud laki-laki kepada para nabi dan rasul. Seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim.
b. Rumusan masalah
- Bagaimana kita mengimani malaikat?
- apa tugas malaikat ?
- apa sifat yang dimiliki malaikat ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. IMAN KEPADA MALAIKAT
PEMBAHASAN
A. IMAN KEPADA MALAIKAT
Perlu diketahui, malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan yang diciptakan dari an- nur(cahaya). Dan Allah menciptakan malaikat terdapat empat malaikat yang mulia, yaitu: israfil, mikail, jibril dan izrail. Kepada keempat malaikat yang empat itulah kemudian Allah menyerahkan segala urusan para makhluk yang berada didalam semesta ini. Kemudian kepada malaikat jibril Allah msemberi tugas sebagai penyampai wahyu dan risalah. Pada malaikat mikail Allah memberi tugas sebagai pengatur hujan dan membagi rizki. Kepada malaikat Izrail Allah memberi tugas sebagai pencabut nyawa dan pada malaikat Israfil Allah memberinya tugas sebagai peniup sangkakala.
Dalam suatu riwayat Ibnu Abbas ra. Berkata: bahwasanya malaikat isrofil memehon kepada Allah SWT agar diberinya kekuatan untuk membawa langit tujuh. Kemudian Allah mengabulkannya dan memberinya kekuatan lagi untuk menguasai angin. Allah juga memberinya kekuatan untuk mencabut gunung. Kemudian Allah memberinya kekuatan memegang binatang buas dan Allah memberinya rambut yang lebat yaitu mulai dari bawah kedua telapak kakinya hingga kepalanya. Sedangkan beberapa mulut dan lisannya ditutup dengan beberapa hijab yang sama membaca tasbih kepada Allah disetiap lisannya dengan seribu bahasa. Kemudian dari isrofil itulah Allah menciptakan sejuta malaikat yang sama membaca tasbih kepada Allh SWT sampai hari kiamat.
Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitab-Nya dan menyampaikan perintah dan larangannya. Mereka adalah utusan Allah kepada para Rosul-Nya. Oleh karena itu, barang siapa yang tidak mengimani mereka maka ia kafir terhadap kitab-kitab dan para rosul-Nya . seperti dijelaskan ayat di bawah ini bahwa sudah menjadi keharusan bagi setiap umat Islam yang mengaku beriman, untuk meyakini keberadaan malaikat.
Ø¢َÙ…َÙ†َ الرَّسُولُ بِÙ…َا Ø£ُÙ†ْزِÙ„َ Ø¥ِÙ„َÙŠْÙ‡ِ Ù…ِÙ†ْ رَبِّÙ‡ِ ÙˆَالْÙ…ُؤْÙ…ِÙ†ُونَ ÙƒُÙ„ٌّ Ø¢َÙ…َÙ†َ بِاللَّÙ‡ِ ÙˆَÙ…َÙ„َائِÙƒَتِÙ‡ِ
Terjemahan:
“Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah Malaikat-malaikat-Nya…”[1]
Sebab itu pula, iman kepada malaikat didahulukan daripada iman kepada kitab dan rosul-Nya. Sebagaimana yang terdapat dalam Al-qur'an dan hadist.
Imam Al-jalil alhadhrowi berkata dalam kitab syu'ab al-iman, "ketahuilah semoga Allah memberikan rahmat padamu bahwa iman kepada malaikat itu wajib seperti iman kepada para rosul. Orang yang menentang iman kepada malaikat adalah kafir dan Allah tidak menerima keimanannya. Karena ia telah mendustai kitab-kitab dan para rosul-Nya".
Antara malaikat satu dengan yang lainnya memeliki beberapa perbedaan,seperti kedudukan dan bahwa Allah SWT menciptakan malaikat bersayap. Jumlah sayap merekapun berbeda-beda tergantung dengan kehendak Allah SWT. Kedudukan dan status malaikat serta kemampuan cepat atau lambat serta perpindahan mereka dari satu tempat ke tempat yang lain.
. TUGAS – TUGAS
MALAIKAT
Pengetahuan manusia tentang malaikat terbatas pada
keterangan yang diungkapakan dalam Alquan dan Hadist Rasul. Iman kepada
malaikat akan memberikan pengaruh kejiwaan yang cukup besar, seperti kejujuran,
ketabahan, dan keberanian. Adapun tugas-tugas malaikat sebagaimana di jelaskan
dalam Alquran. Jumlah malaikat sangat banyak, tidak terhingga dan hanya Allah
yang mengetahuinya. Mereka memiliki tugas dan pangkat yang berbeda satu sama
lain. Sebagian dari mereka disebut namanya, dan sebagian lainnya disebutkan
tugasnya saja.
Diantara nama-nama dan tugas-tugas malaikat adalah sebagai
berikut:
1. Malaikat
Jibril: bertugas menyampaikan wahyu kepda para nabi dan rasul, sejak nabi Adam
sampai dengan Rasul Nabi Mmuhammad. Nama lain dari Jibril adalah Ruhul Quds
(Q.S. An-Nahl:102) dan Ruh al-Amin (Q.S. Asy-Syuara:193).
2. Malaikat
Mikail: mengatur pembagian rizki kepada seluruh mahluk, seperti: makanan,
minuman, dan menurunkan hujan.
3. Malaikat
Israfil: bertugas meniup sangkakala pada hari kiamat dan hai kebangkitan (Q.S.
Al-Haqqah:13-16, Q.S. Az-Zumar:68, Q.S. Ibrahim:48).
4. Malaikat
Izrail: malaikat maut bertugas mencabut nyawa manusia dan seluruh mahluk hidup
lainnya.
5. Malaikat
Raqib dan Atid: bertugas mencatat seluruh tingkah laku, perbuatan manusia.
Raqib untuk yang baik, dan Atid untuk yang jahat (Q.S. Qaf: 16-18).
6. Malaikat
Munkar dan Nakir: bertugas memberikan pertanyaan-pertanyaan pada setiap
manusia, di alam kubur.
7. Malaikat
Malik: bertugas sebagai penjaga neraka dan meminpin para malaikat menyiksa
penghuni neraka (Q.S. At-Tahrim:6, Q.S. Al-Zukhruf: 77).
8. Malaikat
Ridwan: bertugas sebagai penjaga surge (Q.S. Ar-Ra’d:23-24).
Di bawah ini di antara
malaikat yang tidak di ketahui nama-namanya namun diketahui tugas-tugasnya
sebagai berikut:
1. Malaikat
lain ada yang menurunkan wahyu kepada abdi-abdi Allah yang dikehendaki-Nya.
2. Malaikat
ada yang bertugas meneguhkan hati mukminin atau Rasul.
3. Malaikat
ada yang mendoakan kaum muslimin.
4. Malaikat
ada yang menjadi kawan atau penjaga orang-orang mukmin.
5. Malaikat
ada yang bertugas melaksanakan hukuman Allah bagi manusia.
6. Ada
malaikat yang memohonkan ampunan bagi manusia.
7. Ada
malaikat yang membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw.
8. Malaikat
ada yang bertugas member salam dan keselmatan kepada ahli surga.
· Tugas Malaikat bagi Manusia
pada Umumnya
Malaikat mengawasi dan memberikan perhatian pada manusia
ketika diciptakan, memelihara manusia ketika dilahirkan, serta mengambil ruh
manusia ketika ajal datang. Malaikat pun bbertugas membawa wahyu dari Allah
bagi manusia.
Tugas lain yang diemban malaikat adalah menjadi pendaming
manusia. Hadits yang terdapat pada shahih muslum telah mempertegas hal itu.
Dapat dikatakan bahwa malaikat yang menjadi pendamping manusia itu adalah
malikat yang ditugaskan untuk memelhara amal manusia. Sementara itu dua
pendamping manusia yang terdiri atas jin dan malikat senantiasa berada dalam
kondisi bertentangan. Jin mengajak manusia untuk berbuat jahat, sedangkat
malaikat mengajak manusia untuk berbuat kebaikan. Siapapun yang mmemperoleh
bisikan malaikat harus bersyukur dan memuji Allah. Jika yang diperolehnya
adalah bisikan syetan, secepatnya dia harus berlindung kepada Allah dari godaan
syetan yang terkutuk.
Lain halnya dengan malaikat Jibril, setiap malam bulan
Ramadhan, biasa mendatangi Rasulullah saw, untuk bertadarus Al-qur’an. Tugas
lain yang diemban oleh malaikat adalah mengawasi amal perbuatan manusia.
· Tugas Malaikat Bagi Orang
Beriman
Salah satu syarat seseorang diktkn beriman adalah keimanan
kepada malikat yang mulia. Tugas yang dibebankan Allah kepada malikat untuk
kepentingan manusia, adalah meniupkan ruh kepada janin, baik itu manusia
beriman maaupun kafir, memelihara seluruh manusia, menyampaikan wahyu,
mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia serta mencabut ruh manusia atas
perintaah llah. Malaikat pun memiliki tugas khusus terhadap orang-oraang
beriman, yaitu:
a.
Memberikan kecintaan kepada orang-orang beriman
b.
Meluruskan jalan kehidupan orang-orang yang beriman
c.
Membacakan shalawat bagi orang-orang yang melakukaan hal-hal berikut ini:
1.
Mengajarkan kebaikan kepada orang lain;
2.
Mengimami shalat di masjid;
3. Shalat
pada shaf pertama;
4. Tidak
lansung beranjak dari tempat shalat;
5.
Merapatkan (mengisi) shaf yang kosong ketika shalat;
6. Makan
saur untuk shaum;
7. Membaca
shalwat untuk Rasululah saw; serta
8.
Menjenguk orang yang sakit.
d. Mengamini
doa-doa orang yang beriman
e.
Membacakan isighfar atau permohonan ampunan Allah bagi orang-orang yang beriman
f.
Menghadiri majelis ilmu dan dzikir, serta enaungi orang-orang beriman yang
berad di mjelis tersebut dengan sayap-sayapnya
g. Mencatat
pahala bagi orang yang melaksanakan shalat jum’at
h.
Melakukan pergiliran dalam tugas
i.
Turun di tempat yang di dalamnya terdapat pembacaan Al-Qur’an
j.
Menyampaikan salam dari Rasul dari umatnya
k. Memasuki
barisan orang-orang beriman ketika berperang dalam meneguhkan jiwa mereka
l.
Memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman
m. Memelihara atau
melindungi Rasulullah saw
n.
Memelihara orang beriman yang shaleh dan senantiasa meneguhkan pendirian mereka
o. Melayat
jenazah orang shaleh
p. Menaungi
orang yang mati syahid dengan sayapnya
q.
Melindungi Mekkah dan Madinah dari dajjal
r.
Mengucapkan amin ketika orang muslim mengucapkan amin dan itu menambah pahala
bagi seseorang yang mengucapkan amin
s.
Menghibur orang beriman ketika mereka berada dalam ketakutan.
· Penerapan Iman Kepada
Malaikat Allah
1.
Gemar shalat berjamah, karena ada keyakina bahwa malaikat selalu menghadiri
shalat berjamaah (H.R. Ahmad, Abu Dawud dan Nasai).
2.
Gemar beramal seperti mnyantuni anak yatim, terlantar dan mmberi bantuan harta
kepada para fakir miskin. Hal ini disebabkan antara lain adanya keyakinan bahwa
malaikat selalu mendoakan orang yang berperilaku dermawan, agar harta yang
dibelanjakan di jalan Allah itu menjadi berkah (H.R. Muslim).
3.
Gemar menuntut ilmu, lalu mengajarkannya kepada orang lain (H.R. Abu Daud dan
Turmuzi).
4.
Gemar membaca Al-Qur’an. Karena ketika Al Qur’an dibacakan, malaikat akan hadir
dan mendengarkan.
· Kita telah mengetahui tugas, pekerjaan,
dan keutamaan malikat sehingga sebagai seorang mukminn, kita waib melakukan
hal-hal berikut ini:
a.
Menghindari perbuatan maksiat dan dosa-dosa yang dapat menyakiti dan
mengecewakan hati malaikat
b. Menjauhi
hal-hal yang dibenci oleh ppara mmalaikt dan juga dibenci oleh manusia Karena
malaikat akan merasa terganggu akibat hal—hal yang mengganggu manusia.
c. Tidak
meludah ke sebelah kanan ketika shalat.
d. Mencintai dan
menghormati mereka dengan tidak membeda-bedakan mereka seperti yang
dilakukan oleh oorang yahudi.
· Hikmah Beriman pada Malaikat
1.
Lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah yang menciptakan dan menugaskan
para malaikat tersebut.
2.
Lebih bersyukur kepada Allah atas perhatian dan perlindungan Allah terhadap
hamba-Nya dengan menugaskan para mlaikat untuk menjaga, membantu dan mendoakan
hamba-hamba-Nya.
3.
Berusaha berbuat kebaikan dan menjauhi segala kemaksiatan serta senantiasa
ingat kepada Allah sebab para malaikat mencatat dan mengawasi amal perbuatan
manusia (Q.S. Al-Infithar:10-12).
4.
Tidak berperilaku sombong, sebab para malaikat tidak memiliki watak sombong
(Q.S. An-Nahl: 49).
5.
Selalu teringat akan balasan Allah ketika malaikat mencabut nyawa (Q.S.
Muhammad:27).
C.SIFAT
YANG DIMILIKI MALAIKAT
a)
Sayap Para Malaikat
Allah menciptakan
para malaikat dan menjadikan mereka bersayap. Sayap para Malaikat berbeda-beda
dari sisi jumlah dan besarnya. Allah menjelaskan dalam QS Fathir ayat 1,
“Segala
puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.”
Yang dimaksud
Allah menambahi dalam penciptaan apa yang Dia kehendaki sebagaimana dalam ayat
di atas adalah menambah jumlah malaikat dan menambah jumlah sayap malaikat,
sebagaimana yang Dia inginkan.
Dari Ibnu Mas’ud
radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan bahwasanya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam melihat malaikat Jibril memiliki 600 sayap.” (HR Muslim) Dalam riwayat
Ahmad dinyatakan bahwa satu sayap malaikat Jibril itu sudah bisa menutupi ufuk.
b)
Para malaikat tidaklah makan tidak pula minum. Tidak menikah, dan tidak pula
berketurunan.
“Maka tatkala
dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan
mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata, “Jangan kamu
takut, sesungguhnya kami adalah yang diutus kepada kaum Luth.”(QS Huud: 70)
Diriwayatkan dari
Said bin Musayyib, beliau metakan bahwa para malaikat itu bukan laki-laki dan
bukan perempuan, tidak makan, tidak minum, tidak menikah dan tidak
berketurunan.
c)
Malaikat juga mendengar, melihat, dan berbicara.
Terdapat banyak
dalil yang menunjukkan bahwa para malaikat itu berdialog dengan Allah subhanahu
wa ta’ala. Dalilnya, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka
berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman yang artinya,
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS al-Baqarah: 30).
Ayat ini
menunjukkan bahwa para malaikat berbicara kepada Allah dan Allah pun mengajak
bicara dengan mereka. Para malaikat mendengar firman Allah dan hal tersebut
menyebabkan mereka pingsan.
“Dan tiadalah
berguna syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya
memperoleh syafa’at itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati
mereka, mereka berkata “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?” Mereka menjawab,
“Yang benar,” dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” (QS Saba’: 23).
Malaikat juga
berbicara dengan manusia baik pada saat dalam rupa aslinya atau pun ketika
berwujud manusia. Ketika dalam wujud manusia, maka orang yang diajak bicara
oleh malaikat pun bisa menyaksikan rupa malaikat tersebut sebagaimana dalam
hadits Jibril.
Terkadang pula Nabi bisa melihat malaikat, namun para shahabat yang berada di sekelilingnya tidak bisa melihatnya.
Terkadang pula Nabi bisa melihat malaikat, namun para shahabat yang berada di sekelilingnya tidak bisa melihatnya.
Diantara dalil
hal tersebut adalah saat Nabi berkata kepada isterinya Aisyah, “Ini Malaikat
Jibril, dia mengucapkan salam untukmu. Aisyah pun mengatakan engkau bisa
melihat apa yang tidak bisa kami lihat.” (HR Bukhari dan Muslim)
Malaikatpun
berbicara dengan sesamanya, sebagaimana firman Allah dalam QS Saba’ ayat 23.
Pada saat menjelaskan ayat tersebut Aisyah mengatakan, “Sesungguhnya para
malaikat turun ke awan, lalu menceritakan ketetapan yang sudah ditetapkan di
langit.” Pembicaraan mereka ini kemudian dicuri oleh jin lalu disampaikan
kepada para dukun.
d)
Malaikat tidak pernah merasa capek dan bosan
Pada surat Al-
Anbiya: 20, Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya”. Dan
pada QS. Fushillat : 38, yang berbunyi sebagai berikut :
“Jika
mereka menyombongkan diri, Maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu
bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.”
(Fushillat:38)
e)
Para malaikat juga merasakan kematian
Terdapat banyak
dalil yang menunjukkan bahwa semua makhluk hidup tak terkecuali malaikat itu
akan merasakan kematian. Diantaranya adalah :
- “Janganlah kamu sembah di samping Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS al-Qashash: 88).
- “Semua yang ada di bumi itu akan binasa.” (QS Ar-Rahman: 26).
- Para ulama’ ahli tafsir menyebutkan bahwa malaikat yang terakhir mati adalah malaikat kematian. Sedangkan malaikat yang pertama kali dibangkitkan dari kematian adalah malaikat peniup sangkakala.
f)
Karakter kejiwaan para malaikat terjaga dari maksiat
Allah menciptakan
para malaikat dan memberikan tugas besar untuk mereka. Oleh karena itu malaikat
ma’shum (terjaga) dari tindak maksiat, sehingga tatanan alam semesta ini tidak
mengalami ketimpangan. Allah berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS at-Tahrim: 6), “Mereka itu
tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan
perintah-perintahNya..” (QS al-Anbiya” : 27).
Ada sebagian
orang yang kebingungan mengenai kemakshuman para malaikat jika dihubungkan
dengan surat al-Anbiya: 29, “Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan:
“Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain daripada Allah”, maka orang itu Kami beri
balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang
zalim.
Jawaban tentang
hal ini sebagaimana yang disampaikan Syaikh Syinqiti dalam tafsirnya. Beliau
mengatakan, “Meskipun para malaikat adalah makhluk yang mulia dan memiliki
kedudukan tinggi di sisi Allah, akan tetapi seandainya ada seorang malaikat
yang mengaku sebagai ilah selain Allah tentu akan Allah siksa dengan api
neraka. Kita semua mengetahui bahwasanya pengandaian itu mungkin terjadi dan
adapula pengandaian yang tidak mungkin terjadi. Ayat yang semisal ini yang
berisikan pengandaian yang tidak mungkin terjadi adalah dalam surat az-Zumar 65
yang artinya, “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada yang
sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan , niscaya akan hapuslah amalmu dan
tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.
Kita semua sudah
mengetahui bahwasanya para nabi itu terjaga dari melakukan kemusyrikkan.
Ayat-ayat di atas (QS al-Anbiya 29 dan al-Zumar 65) dan ayat-ayat yang semakna,
semuanya menunjukkan bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang berhak untuk
disembah dan tidak boleh disekutukan. Disamping itu satu jenis ibadah pun tidak
boleh diberikan kepada selain Allah, meskipun kepada malaikat yang sangat dekat
dengan Allah, tidak pula seorang nabi sekaligus rasul.
”Ada juga orang
yang kebingungan tentang kemakshuman malaikat jika dikaitkan dengan keengganan
iblis untuk bersujud kepada Adam. Hal ini sebenarnya tidak perlu dibingungkan
mengingat iblis bukanlah malaikat menurut pendapat yang benar. Ada juga yang
meneruskan hal ini dengan Harut dan Marut yang mengajarkan sihir kepada banyak
orang. Hal ini sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan jika kita menyadari
bahwasanya apa yang dilakukan oleh Harut dan Marut itu atas perintah Allah
sebagai cobaan dan ujian bagi manusia.
g)
Berilmu
Allah berfirman,
“Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari
apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana . (QS al-Baqarah: 32), Allah juga membebani para
malaikat dengan berbagai tugas di langit dan di bumi. Oleh karena itu tentu
mereka memiliki ilmu berkenaan dengan tugas yang diberikan kepada mereka.
Allah berfirman,
“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada yang mengawasi, yang mulia dan mencatat,(QS
al-Infithar: 10-11).
h)
Berdebat
Allah berfirman
yang artinya: “Ini adalah suatu rombongan yang masuk berdesak-desak bersama
kamu. Tiadalah ucapan selamat datang kepada mereka karena sesungguhnya mereka
akan masuk neraka.”(QS Shaad: 69), Yang dimaksud berdebat dalam hal ini adalah
berdialog dan saling membantah di antara sesama mereka.
i)
Bershaf Di Sisi Allah
“Dan sesungguhnya
kami benar-benar bershaf-shaf . Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih .”
(QS as-Shaffat: 165-166).
Nabi bersabda, “Tidakkah
kalian bershaf sebagaimana para malaikat membuat barisan di sisi Rabbnya?” Para
shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah shaf yang dibuat oleh para
malaikat di sisi Rabbnya? Nabi bersabda, “Mereka menyempurnakan dan merapatkan
shaf” (HR Muslim).
j)
Safaroh, Kirom, dan Baroroh.
Allah berfirman,
“Di tangan para penulis, yang mulia lagi berbakti.” (QS Abasa: 15-16). Yang
dimaksud safarah adalah penghubung antara Allah dan para rasul serta para nabi
Secara bahasa safarah berarti memperbaiki. Sehingga para malaikat dijadikan sebagaimana duta yang memperbaiki keadaan suatu kaum pada saat mereka turun membawa wahyu Allah dan menyampaikannya. Sedangkan yang dimaksud kiram adalah ciri fisik mereka yang bagus mulia dan terpuji. Sedangkan yang dimaksud dengan bararah adalah akhlak dan perbuatan para malaikat itu suci dan sempurna. Dari Aisyah Rasulullah bersabda, “Permisalan orang yang pandai membaca al-Quran adalah bersama para malaikat yang safarah, kiram, dan bararah.” (HR Bukhari dan Muslim).
Secara bahasa safarah berarti memperbaiki. Sehingga para malaikat dijadikan sebagaimana duta yang memperbaiki keadaan suatu kaum pada saat mereka turun membawa wahyu Allah dan menyampaikannya. Sedangkan yang dimaksud kiram adalah ciri fisik mereka yang bagus mulia dan terpuji. Sedangkan yang dimaksud dengan bararah adalah akhlak dan perbuatan para malaikat itu suci dan sempurna. Dari Aisyah Rasulullah bersabda, “Permisalan orang yang pandai membaca al-Quran adalah bersama para malaikat yang safarah, kiram, dan bararah.” (HR Bukhari dan Muslim).
k)
Memiliki rasa takut kepada Allah
“Dan guruh itu
bertasbih dengan memuji Allah, para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah
melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan
mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan yang maha keras
siksa-Nya.” (QS ar-Ra’du: 13).
Diriwayatkan oleh
Thabrani dalam Mu’jam Ausath dengan sanad yang hasan dari Jabir. Rasulullah
bersabda, “Pada saat malam Isra’ Mi’raj aku melewati Mala’ A’la (para malaikat)
sedangkan Jibril bagaikan tikar karpet yang usang karena demikian takut kepada
Allah.
l)
Merasa Malu
Nabi bersabda
mengenai Utsman, “Tidakkah aku merasa malu terhadap seseorang (Utsman) yang
para malaikat merasa malu terhadapnya. (HR Bukhari).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
• Malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan yang diciptakan dari an- nur(cahaya).
• Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitabNya dan menyampaikan perintah dan larangannya.
• Perilaku beriman kepada malaikat, seperti: berkata jujur, menepati janji dan menjaga amanah.
B.DAFTAR PUSTAKA
Al-Uthaimin, Muhammad Shaleh. Tt. Apakah yang Dimaksud dengan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah. –
Ghazali, Imam. Tt. Membersihkan Jiwa dari Sifat Tercela untuk Meraih Sifat Terpuji. Surabaya: Bintang Usaha Jaya
Labib. Tt. Penciptaan Nur Muhammad sebelum Kejadian Makhluk. Surabaya: Bintang Usaha Jaya
PENUTUP
A. KESIMPULAN
• Malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan yang diciptakan dari an- nur(cahaya).
• Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitabNya dan menyampaikan perintah dan larangannya.
• Perilaku beriman kepada malaikat, seperti: berkata jujur, menepati janji dan menjaga amanah.
B.DAFTAR PUSTAKA
Al-Uthaimin, Muhammad Shaleh. Tt. Apakah yang Dimaksud dengan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah. –
Ghazali, Imam. Tt. Membersihkan Jiwa dari Sifat Tercela untuk Meraih Sifat Terpuji. Surabaya: Bintang Usaha Jaya
Labib. Tt. Penciptaan Nur Muhammad sebelum Kejadian Makhluk. Surabaya: Bintang Usaha Jaya
Tag :
Makalah
0 Komentar untuk "MAKALAH IMAN KEPADA MALAIKAT"