TEORI ASAL-USUL MUNCULNYA MANUSIA MODERN BERASAL DARI AFRIKA (OUT
OF AFRICA)
Ada
dua perspektif yang berkembang tentang asal usul munculnya manusia modern.
Pertama, Out of Africa (OA) dan Multiregional Evolution Model (MRE). OA
berbasis pada data paleontologi dan bukti-bukti genetika. Data paleontologi
terutama dikembangkan oleh Stringer dan Bräuer dengan teori Recent African
Origin; dan African Hybridization and Replacement . Di sisi lain,
MRE yang dipelopori oleh Wolpoff, Thorne dan Wu, berpendapat berlawanan dengan
OA. MRE menyatakan bahwa manusia modern tidak hanya berasal dari Afrika,
melainkan juga dari Eropa dan Asia. Artinya bahwa manusia modern m uncul di
berbagai wilayah sebagai hasil evolusi dari populasi yang sudah ada sebelumnya
(archaic population). Pada paper ini penulis akan fokus menguraikan
teori para ilmuan yang menyatakan bahwa manusia pada awalnya berasal dari Benua
Afrika yang kemudian menyebar ke seluruh dunia yang populer dengan istilah Out
of Africa (OA).
Berdasarkan
analisis morfologi pada fosil dari Afrika dan Eropa, Bräuer (1982)
mengajukan teori Afro-European-sapiens hypothesis atau yang disebut juga
African hybridization and replacement model. Di dalam teorinya Bräuer
menyatakan bahwa sedikitnya ada proses evolusi secara gradual dari awal sampai
pada akhir archaic Homo sapiens yang pada akhirnya mengarah pada kemunculan
awal dari anatomically modern Homo sapiens di Afrika pada akhir masa Pleistosin
tengah dan Pleistosin atas. Studi tentang kemunculan populasi modern Eropa,
Bräuer mengatakan bahwa anatomically modern Homo sapiens dari Afrika bermigrasi
ke Eropa melalui Timur Tengah. Populasi pendatang dari Afrika ini kemudian
semakin berkembang dan bertambah banyak serta menggantikan/menghapuskan
populasi Neandertal yang telah hidup terlebih dulu di Eropa. Lebih jauh Bräuer
menduga bahwa periode penggantian ini berlangsung ribuan tahun. Dalam masa ini
diduga telah terjadi hibridisasi dalam derajat yang berbeda -beda (Bräuer,
1984). Dengan kata lain Bräuer menerima adanya hibridisasi antara populasi pend
atang dan populasi asli. Pendapat Bräuer ini didukung oleh data genetik dari
Krings et al. (1997). Hasil sekuensi mtDNA dari Neandertal yang ditemukan pada
tahun 1856 di Jerman, menunjukkan bahwa hasil sekuensi Neandertal berada di
luar variasi mtDNA manus ia modern. Dengan kata lain, Neandertal punah tanpa
memberikan kontribusi mtDNA terhadap gene pool manusia modern (di Eropa).
Artinya, kontinuitas genetik tidak terjadi di Eropa seperti yang dinyatakan
oleh MRE.
Bräuer
(1992) juga membandingkan karakteris tik morfologi antara archaic Homo sapiens
dan anatomically modern Homo sapiens di Cina. Dia menemukan adanya beda
morfologi antara Dali dan Maba dengan anatomically modern Homo sapiens . Bräuer
tidak menemukan adanya fosil yang bisa menjembatani perbedaan (gap) morfologi
ini. Temuan fosil di Asia Tenggara juga menunjukkan gap morfologi antara
Ngandong dan spesimen dari Niah. Hasil pengamatan Santa Luca (1980, dalam
Bräuer, 1992) pada spesimen Tabon dan Wajak juga menunjukkan perbedaan
morfologi dengan Ngandong. Artinya bahwa di Australasia pun tidak ditemukan
bukti kontinuitas genetik. Sebagai tanggapan terhadap studi tentang mtDNA yang
dilakukan oleh Cann et al. (1987), Stringer dan Andrew (1988) mengajukan
hipotesis Recent African Origin yang intinya adalah sebuah test model mengenai
Total replacement. Recent African Origin berbasis pada awal munculnya manusia
modern di Afrika dan pada bukti genetik populasi hidup. Dalam test model ini
Stringer dan Andrew menyatakan bahwa Afrika diduga adalah tempat yang tep at
sebagai sumber berkembangnya manusia modern sekitar 100.000 tahun yang lalu
yang kemudian menyebar ke seluruh wilayah di luar Afrika. Berkenaan dengan transisi
dari Neandertal dan manusia modern, Stringer (1992) berpendapat bahwa
hibridisasi dan gene flow bisa jadi muncul, terutama di Eropa tengah. Sekalipun
demikian Stringer menekankan bahwa adanya gene flow dan hibridisasi ini bukan
berarti memberi pengaruh yang berarti terhadap gene pool manusia modern saat
itu.
Berkaitan
dengan perbandingan variasi morfologi di Asia, Stringer dan Andrew menyatakan
bahwa fosil di Cina dari masa Pleistosin tengah (Yinkou dan Dali) menunjukkan
perubahan menyerupai hominid dari Eropa dan Afrika, sehingga menunjukkan
kontras dengan morfologi dari nenek moyangnya. Dengan demikian Stringer dan
Andrew mempunyai pendapat sama dengan Bräuer bahwa tidak ada fosil yang
diketahui yang bisa menjembatani gap morfologi pada periode ini (50.000 –
100.000 tahun lalu) yang mengindikasikan munculnya manusia modern dari Asia.
Lebih jauh Stringer dan Andrew juga menekankan bahwa tidak ditemukan
bukti-bukti fosil hominid di kawasan Australasia dari masa Pleistosin akhir.
Willandra Lakes yang selama ini dianggap sebagai bentuk transisi antara Homo
erectus dari Indonesia dan populasi Australia modern juga bersifat patologis
(Brown, 1999).
Model
OA banyak didukung oleh bukti genetik. Studi mengenai mtDNA yang dilakukan oleh
Cann et al. (1987) berkesimpulan bahwa Afrika adalah sumber gene pool mtDNA
manusia modern. Tidak ditemukan bukti percampuran mtDNA antara populasi pra m
odern dengan manusia modern. Dengan kata lain bahwa Homo sapiens dari Afrika
yang menggantikan atau menghapuskan populasi pra modern ini. Lebih lanjut
Stoneking dan Cann (1989) menunjukkan berdasarkan penelitiannya bahwa di Afrika
lah ada bentuk transforma si menuju manusia modern sekaligus sebagai pusat
percabangan pertama menuju manusia modern. Sebagian populasi ini menyebar ke
seluruh dunia sedangkan yang lain tinggal tetap dan menyebar ke seluruh Afrika.
Tidak hanya data mtDNA yang menunjukkan bukti -bukti tentang OA melainkan juga
Ychromosome dan DNA inti yang memperkuat hipotesis bahwa manusia modern
mempunyai kesamaan genetik dengan populasi Afrika di masa lalu (Cann, 1992;
1994). Studi ini diperkuat oleh Horai et al. (1995) yang meneliti daerah
D-Loop; Nei (1995) yang mengkonstruksi filogenetik manusia modern dari lima
data frekuensi gen yang berbeda (microsatelite DNA set I, microsatelite DNA set
II, RFLP data, protein polymorphism dan Alu insertion polymorphism data) dan
Krings et al. (1999) yang meneliti HVR II pada Neandertal kaitannya dengan
kontribusi gene pool manusia modern. Hasil dari berbagai studi ini menunjukkan
recent common ancestor manusia modern berasal dari populasi di Afrika.
Tag :
Artikel
0 Komentar untuk "TEORI ASAL-USUL MUNCULNYA MANUSIA MODERN BERASAL DARI AFRIKA (OUT OF AFRICA)"