Artikel tentang senam lantai
ARTIKEL SENAM
LANTAI
Senam lantai
& akrobat
Bagi orang kebanyakan, nama capoeira masih terasa asing. Meski bisa jadi pernah melihatnya, suatu saat entah di mana. Seni beladiri ini mendunia dengan bergerilya melalui film-film Hollywood atau permainan video playstation.
Cirinya segera terlihat dari gerakan kuda-kuda yang khas, disebut ginga (dibaca: jinga). Kedua kaki maju bergantian dengan tangan mengayun sebatas dada. Sekilas, gerakannya mirip pogo, tarian penggemar musik ska, yang beken di kalangan anak muda dua-tiga tahun lalu.
Saat memperagakan "jurus-jurus" atau bertarung, gerakan kaki capoeirista tampak lebih dominan. Sering posisi kepala lebih rendah, hingga tubuh bertumpu pada tangan. Banyak pula gerakan yang merupakan variasi dari lompatan atau salto, hingga terlihat seperti perpaduan antara senam lantai dan akrobat.
Dalam pertarungan, gerakan akrobatik digunakan sebagai dasar serangan. Sedang pukulannya bisa dilakukan dengan kepala, tangan, siku, lutut, atau kaki. Pada pertarungan bawah (ground fighting), capoeira dapat memberi tekanan berarti, meski tidak terlalu dapat memberi kuncian.
Tak seperti beladiri lain, capoeira tidak terlalu banyak melakukan gerakan tangan. Tidak pula mengenal senjata dalam pertarungan. Jika ada tongkat atau parang yang digunakan, itu bagian dari tari maculele. Tarian tradisional Brazil yang kadang dimainkan capoerista.
Pertarungan jadi tampak seperti adu akrobatik, capoeira pun jadi layak ditonton sebagai hiburan. Maklum, gerakan dasarnya memang tarian. Pemain begitu bebas berekspresi dan melakukan variasi gerakan. Terasa wajar pula jika kemudian ada yang meragukan keampuhannya dalam pertarungan gaya bebas, bila dibandingkan dengan beladiri dari Asia seperti karate atau taekwondo.
Namun, tak semua orang setuju dengan pendapat itu. Paul Andrew Zellinger Steven (19), instruktur capoeira di Jakarta Selatan justru merasa menemukan kebebasan. "Kita bisa memadukan gerakan apa pun seindah mungkin. Tidak akan cepat bosan, lebih dinamis," kata penyuka berbagai olahraga beladiri itu.
Suasana dinamis semakin terasa saat peragaan pertarungan di roda (hoda), arena berbentuk lingkaran. Selagi bertarung, sesama capoeirista di sekeliling arena akan bernyanyi sambil bertepuk tangan diiringi berimbau, alat musik berbentuk busur berdawai tunggal. Nada-nada khasnya terasa mistis di tengah bunyi alat perkusi lain seperti atabaque (konga), pandero (tamborin), dan agogo (mirip pipa berbentuk "u" vertikal).
Peran musik, terutama berimbau, dalam hoda begitu sentral karena ia menentukan tempo nyanyian, yang juga menentukan pula sifat pertarungan, apakah keras atau bersahabat. Filosofinya, alat dari kayu bariba itu adalah "sentral" capoeira.
Agar komplet, capoeirista juga wajib melahap filosofi capoeira, yang banyak disarikan dari pola gerakan. Ajaran ini juga banyak diserap dari capoeira asli, atau disebut capoeira angola, yang masih hidup berdampingan dengan capoeira regional atau modern. Gerakan, musik, nyanyian, dan filosofi merupakan materi yang harus dikuasai untuk menentukan kenaikan "tingkat".
Bagi orang kebanyakan, nama capoeira masih terasa asing. Meski bisa jadi pernah melihatnya, suatu saat entah di mana. Seni beladiri ini mendunia dengan bergerilya melalui film-film Hollywood atau permainan video playstation.
Cirinya segera terlihat dari gerakan kuda-kuda yang khas, disebut ginga (dibaca: jinga). Kedua kaki maju bergantian dengan tangan mengayun sebatas dada. Sekilas, gerakannya mirip pogo, tarian penggemar musik ska, yang beken di kalangan anak muda dua-tiga tahun lalu.
Saat memperagakan "jurus-jurus" atau bertarung, gerakan kaki capoeirista tampak lebih dominan. Sering posisi kepala lebih rendah, hingga tubuh bertumpu pada tangan. Banyak pula gerakan yang merupakan variasi dari lompatan atau salto, hingga terlihat seperti perpaduan antara senam lantai dan akrobat.
Dalam pertarungan, gerakan akrobatik digunakan sebagai dasar serangan. Sedang pukulannya bisa dilakukan dengan kepala, tangan, siku, lutut, atau kaki. Pada pertarungan bawah (ground fighting), capoeira dapat memberi tekanan berarti, meski tidak terlalu dapat memberi kuncian.
Tak seperti beladiri lain, capoeira tidak terlalu banyak melakukan gerakan tangan. Tidak pula mengenal senjata dalam pertarungan. Jika ada tongkat atau parang yang digunakan, itu bagian dari tari maculele. Tarian tradisional Brazil yang kadang dimainkan capoerista.
Pertarungan jadi tampak seperti adu akrobatik, capoeira pun jadi layak ditonton sebagai hiburan. Maklum, gerakan dasarnya memang tarian. Pemain begitu bebas berekspresi dan melakukan variasi gerakan. Terasa wajar pula jika kemudian ada yang meragukan keampuhannya dalam pertarungan gaya bebas, bila dibandingkan dengan beladiri dari Asia seperti karate atau taekwondo.
Namun, tak semua orang setuju dengan pendapat itu. Paul Andrew Zellinger Steven (19), instruktur capoeira di Jakarta Selatan justru merasa menemukan kebebasan. "Kita bisa memadukan gerakan apa pun seindah mungkin. Tidak akan cepat bosan, lebih dinamis," kata penyuka berbagai olahraga beladiri itu.
Suasana dinamis semakin terasa saat peragaan pertarungan di roda (hoda), arena berbentuk lingkaran. Selagi bertarung, sesama capoeirista di sekeliling arena akan bernyanyi sambil bertepuk tangan diiringi berimbau, alat musik berbentuk busur berdawai tunggal. Nada-nada khasnya terasa mistis di tengah bunyi alat perkusi lain seperti atabaque (konga), pandero (tamborin), dan agogo (mirip pipa berbentuk "u" vertikal).
Peran musik, terutama berimbau, dalam hoda begitu sentral karena ia menentukan tempo nyanyian, yang juga menentukan pula sifat pertarungan, apakah keras atau bersahabat. Filosofinya, alat dari kayu bariba itu adalah "sentral" capoeira.
Agar komplet, capoeirista juga wajib melahap filosofi capoeira, yang banyak disarikan dari pola gerakan. Ajaran ini juga banyak diserap dari capoeira asli, atau disebut capoeira angola, yang masih hidup berdampingan dengan capoeira regional atau modern. Gerakan, musik, nyanyian, dan filosofi merupakan materi yang harus dikuasai untuk menentukan kenaikan "tingkat".
Sejarah Singkat
Menurut asal kata, senam (gymnastics) berasal dari bahasa
Yunani, yang artinya: "untuk menerangkan bermacam-macam gerak yang
dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang". Dalam abad Yunani kuno, senam
dilakukan untuk menjaga kesehatan dan membuat pertumbuhan badan yang harmonis,
dan tidak dipertandingkan. Baru pada akhir abad 19, peraturan-peraturan dalam
senam mulai ditentukan dan dibuat untuk dipertandingkan. Pada awal modern
Olympic Games, senam dianggap sebagai suatu demonstrasi seni daripada sebagai
salah satu cabang olahraga yang teratur.
Menurut Menke G. Frank dalam Encyclopedia of Sport, as Bannes
and Company, New York, 1960, senam terdiri dari gerakan-gerakan yang
luas/banyak atau menyeluruh dari latihan-latihan yang dapat membangun atau
membentuk otot-otot tubuh seperti : pergelangan tangan, punggung, lengan dan
lain sebagainya. Senam atau latihan tersebut termasuk juga : unsur-unsur
jungkir balik, lompatan, memanjat dan keseimbangan.
Sedang Drs. Imam Hidayat dalam bukunya Penuntun Pelajaran
Praktek Senam, STO Bandung, Maret 1970 menyatakan, "Senam ialah latihan
tubuh yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematik dan dilakukan
secara sadar dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara
harmonis".
Olahraga senam sendiri ada bermacam-macam, seperti : senam kuno,
senam sekolah, senam alat, senam korektif, senam irama, turnen, senam artistik.
Secara umum senam memang demikian adanya, dari tahun ke tahun mengalami
penyempurnaan dan semakin berkembang. Yang dulunya tidak untuk dipertandingkan,
namun sejak akhir abad 19 mulai dipertandingkan. Dibentuklah wadah senam
internasional, dengan nama Federation International de Gymnastique (FIG), yang
mengelola antara lain :
1. Senam Artistik (Artistic Gymnastics).
2. Senam Ritmik (Modern Rhytmic).
2. Senam Ritmik (Modern Rhytmic).
Senam Artistik serta perkembangannya di Indonesia
Lahirnya senam artistik di Indonesia yaitu pada saat menjelang
pesta olahraga Ganefo I di Jakarta pada tahun 1963, yang mana setiap artistik
merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan, untuk ini perlu
dibentuk suatu organisasi yang berfungsi menyiapkan para pesenamnya. Organisasi
ini dibentuk pada tanggal 14 Juli 1963 dengan nama PERSANI (Persatuan Senam
Indonesia), atas prakarsa dari tokoh-tokoh olahraga se-Indonesia yang menangani
dan mempunyai keahlian pada cabang olahraga senam. Promotornya dapat
diketengahkan tokoh-tokoh dari daerah seperti : Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara. Wadah inilah kemudian telah membina dan
menghasilkan atlet-atlet senam yang dapat ditampilkan dalam Ganefo I dan untuk
pertama kalinya pula pesenam-pesenam Indonesia menghadapi pertandingan
Internasional. Kegiatan selanjutnya adalah mengikut sertakan tim senam dalam
rangka Konferensi Asia Afrika I dan dalam Ganefo Asia, dimana untuk
mempersiapkan atlet-atlet Indonesia ini dipanggil pelatih-pelatih senam dari
RRC, maka dengan demikian Indonesia mengalami kemajuan dalam prestasi olahraga
senam. Tetapi sangat disayangkan bahwa harapan yang mulai tumbuh harus berhenti
sementara oleh karena suasana politik yaitu saat meletusnya G 30 S/PKI,
sehingga pelatih-pelatih dari RRC harus dikembalikan ke negaranya.
Usaha untuk mengejar ketinggalan ini maka pada tahun 1967
dikirim seorang pelatih Indonesia yaitu : Sdr. T. J. Purba ke Jerman Timur
untuk sekolah khusus pelatih senam artistik selama 26 bulan. Kemudian sebagai
titik tolak yang kedua adalah dimasukkannya cabang olahraga senam artistik yang
pertama kalinya dalam Pekan Olahraga Nasional (PON VII/1969) di Surabaya, dan
kemudian untuk seterusnya dimasukkan dalam setiap penyelenggaraan PON.
Pengertian Senam
Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang
olahraga tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya.Berlainan
dengan cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya pada obyek
tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan kombinasi
terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari komponen-komponen
kemampuan motorik seperti : kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan,
agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak
yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik.
Pada tingkat sekolah atau yunior pertandingan dapat dibatasi
pada nomor-nomor tertentu, biasanya senam lantai dan kuda-kuda lompat.
Pertandingan tingkat Nasional dan Internasional bagi pria terdiri dari 6 (enam)
nomor yakni : senam lantai, kuda-kuda lompat, kuda-kuda pelana, palang sejajar,
palang tunggal, dan gelang-gelang. Sedang bagi wanita ada 4 (empat) nomor :
senam lantai, kuda-kuda lompat, balok keseimbangan, dan palang bertingkat.
Penilaian diberikan oleh 4 (empat) orang wasit yang dipimpin
oelh seorang wasit kepala. Setiap peserta pertandingan harus melakukan 2 (dua)
macam rangkaian pada setiap nomor atau alat, satu rangkaian wajib (yang telah
ditentukan terlebih dahulu) dan satu rangkaian pilihan atau bebas
masing-masing. Nilai seseorang adalah rata-rata dari dua nilai tengah dengan
membuang nilai tertinggi dan nilai terendah dari 4 (empat) orang wasit. Pesenam
dengan nilai akumulasi tertinggi menjadi juara ke I dalam kategori serba bisa,
tertinggi kedua menjadi juara ke II dan seterusnya.
Juara regu ditentukan dengan penjumlahan 5 (lima) nilai terbaik
dari 6 (enam) anggota regu dan setiap alat. 6 (enam) peserta terbaik dari semua
atlet turut dalam pertandingan final pada tiap-tiap atlet dan nilai akhir yaitu
rata-rata dari rangkaian bebas/pilihan dan wajib terdahulu disatukan dengan
nilai rangkaian bebas/pilihan dalam final. Nilai ini menentukan urutan pemenang
tiap alat.
Para wasit memberikan nilai pada waktu bersamaan. Nilai maksimum
adalah : 10,000. Hukuman-hukuman diberikan dengan pengurangan nilai pada
pelaksanaan yang salah, penguasaan yang kurang baik, dibantu orang lain, jatuh
dari alat atau melampaui batas waktu. Selain itu dinilai pula faktor kesulitan
gerak dan penampilan estetikanya. Besar pengurangan nilai adalah persepuluhan.
Peraturan penilaian direvisi setiap 2 (dua) tahun. Semua gerakan mempunyai
faktor kesulitan yaitu : A, B dan yang tersukar adalah C. Rangkaian latihan
biasaya terdiri atas sikap-sikap statis yang memerlukan tenaga yang besar
disambung dengan gerakan-gerakan berirama y agn sesuai. Sementara sejumlah
berntuk gerak memerlukan kekuatan yang lain memerlukan mobilitas atau
keterampilan.
Senam lantai
Biasanya merupakan nomor pertama dalam pertandingan atas
pertimbangan kesempatan bagi para pesenam untuk juga berlaku sebagai pemanasan
karena gerakan-gerakannya tidak memerlukan tenaga otot yang luar biasa. Nomor
ini mungkin merupakan tontonan yang paling mengasyikkan dibanding dengan
alat-alat lain meskipun sebenarnya relatif berkembang paling baru. Untuk
pertama kali nomor ini sebagai nomor perseorangan dalam Olympiade 1932 dan bagi
wanita baru 20 tahun kemudian.
Senam lantai sangat populer terutama bagi penyelenggaraan secara
massal yang dapat diikuti oleh ribuan peserta bersama-sama. Gerakan-gerakannya
dapat dikerjakan secara seragam dan membentuk formasi-formasi yagn menarik dan
mengesankan. Di negeri kita sekarang sedang digalakkan apa yang disebut senam
pagi Indonesia.
Lantai pertandingan berukuran 12 m2 dalam ruang yang berukurang
14 m2 dilapisi karpet kenyal setebal 0,045 m. Pria tampil dalam waktu 70 detik
dan wanita dengan diiringi musik 90 detik. Keduanya bertujuan untuk memberikan
kesan kepada para wasit dengan rangkaian urutan dari berbagai lompatan,
putaran, keseimbnagan dicampur dengan unsur-unsur lonjakan dan akrobatik.
Gerakan-gerakan yang menekankan tenaga harus dilakukan secara lambat dan sikap
statis sekurang-kurangnya 2 detik. Gerakan-gerakan salto harus dikerjakan
setinggi bahu.
Peralatan Senam Artistik
Ukuran alat
1. Bentuk putera ada 6 (enam) alat :
- Floor exercise (lantai)
Ukuran 12x12 m
Ukuran 12x12 m
- Pommel horse (kuda-kuda pelana)
Panjang 1.60 m
Tinggi 1.10 m
Panjang 1.60 m
Tinggi 1.10 m
- Rings (gelang-gelang)
Tinggi 2.55 m
Jarak 0.50 m
Tinggi 2.55 m
Jarak 0.50 m
- Horse vault (kuda-kuda lompat)
Panjang 1.60 m
Tinggi 1.35 m
Panjang 1.60 m
Tinggi 1.35 m
- Parallelbar (palang sejajar)
Panjang 3.50 m
Jarak 0.48 s/d 0.52 m
Tinggi 1.75 m
Panjang 3.50 m
Jarak 0.48 s/d 0.52 m
Tinggi 1.75 m
- Horizontal bar (palang tunggal)
Panjang 2.40 m
Tinggi 2.55 m
Panjang 2.40 m
Tinggi 2.55 m
2. Untuk puteri ada 4 (empat) alat :
- Horse vault (kuda-kuda lompat)
Panjang 1.60 m
Tinggi 1.20 m
Panjang 1.60 m
Tinggi 1.20 m
- Uneven bars (palang bertingkat)
Panjang 2.40 m
Tinggi palang bawah 1.50 m
Tinggi palang atas 2.30 m
Panjang 2.40 m
Tinggi palang bawah 1.50 m
Tinggi palang atas 2.30 m
- Balance beam (balok keseimbangan)
Panjang 5.00 m
Tinggi 1.20 m
Panjang 5.00 m
Tinggi 1.20 m
- Floor exercise (lantai)
Ukuran 12 x 12 m
Ukuran 12 x 12 m
Peraturan Umum Senam Artistik
1. Kejuaraan beregu (Kompetisi I)
- Setiap regu terdiri dari 6 (enam) pesenam putera/puteri.
- Terdiri dari rangkaian wajib dan rangkaian pilihan, pada putera 6 (enam) alat, puteri 4 (empat) alat.
- Juara beregu (Kompetisi I) adalah regu dengan jumlah nilai terbanyak, dari jumlah 5 (lima) pesenam
terbaik pada masing-masing alat untuk rangkaian wajib dan rangkaian pilihan.
- Terdiri dari rangkaian wajib dan rangkaian pilihan, pada putera 6 (enam) alat, puteri 4 (empat) alat.
- Juara beregu (Kompetisi I) adalah regu dengan jumlah nilai terbanyak, dari jumlah 5 (lima) pesenam
terbaik pada masing-masing alat untuk rangkaian wajib dan rangkaian pilihan.
Nilai maksimum untuk putera adalah : 12 nomor pertandingan x 50
= 600 (wajib dan pilihan) 6 nomor
pertandingan x 50 = 300 (pilihan)
pertandingan x 50 = 300 (pilihan)
Nilai maksimum untuk puteri adalah : 8 nomor pertandingan x 50 =
400 (wajib dan pilihan) 4 nomor
pertandingan x 50 = 200 (pilihan)
pertandingan x 50 = 200 (pilihan)
2. Kejuaraan perorangan serba bisa (Kompetisi II)
- Peserta finalis diambil dari 36 pesenam terbaik dari hasil
kompetisi I, atau 1/3 dari jumlah peserta.
- Dibatasi 3 (tiga) pesenam dari tiap negara/daerah
- Hanya melakukan rangkaian pilihan :
* untuk putera 6 (enam) alat
* untuk puteri 4 (empat) alat
- Juara perorangan serba bisa (Kompetisi II) adalah pesenam dengan jumlah nilai terbanyak dari nilai
rata-rata pada Kompetisi I (wajib & pilihan), ditambah dengan nilai kompetisi II pada seluruh alat.
- Dibatasi 3 (tiga) pesenam dari tiap negara/daerah
- Hanya melakukan rangkaian pilihan :
* untuk putera 6 (enam) alat
* untuk puteri 4 (empat) alat
- Juara perorangan serba bisa (Kompetisi II) adalah pesenam dengan jumlah nilai terbanyak dari nilai
rata-rata pada Kompetisi I (wajib & pilihan), ditambah dengan nilai kompetisi II pada seluruh alat.
Nilai maksimum untuk putera = 120
Nilai maksimum untuk puteri = 80
3. Kejuaraan perorangan per alat (Kompetisi III)
- Peserta finalis diambil dari 8 (delapan) pesenam terbaik dari
hasil kompetisi I pada alat tersebut.
- Dibatasi 2 (dua) pesenam dari tiap negara/daerah, dan hanya 3 (tiga) alat yang boleh diikuti oleh
seorang pesenam
- Hanya melakukan rangkaian pilihan :
* untuk putera 6 (enam) alat
* untuk puteri 4 (empat) alat
- Juara perorangan per alat (kompetisi III) adalah pesenam dengan jumlah nilai terbanyak dari nilai
rata-rata pada kompetisi I (wajib dan pilihan) ditambah dengan nilai kompetisi III pada
masing-masing alat.
- Dibatasi 2 (dua) pesenam dari tiap negara/daerah, dan hanya 3 (tiga) alat yang boleh diikuti oleh
seorang pesenam
- Hanya melakukan rangkaian pilihan :
* untuk putera 6 (enam) alat
* untuk puteri 4 (empat) alat
- Juara perorangan per alat (kompetisi III) adalah pesenam dengan jumlah nilai terbanyak dari nilai
rata-rata pada kompetisi I (wajib dan pilihan) ditambah dengan nilai kompetisi III pada
masing-masing alat.
Nilai maksimum untuk putera maupun puteri = 20.
TEKNIK SENAM LANTAI
Macam-macam Gerakan Senam Lantai
1. Forward Roll (Guling ke depan)
Langkah-langkah untuk melakukan
forward roll atau guling kedepan.
a. Posis badan berdiri dengan tegak, dan posisi kedua tangan
lurus di samping badan.
b. Angkatlah
kedua tangan ke depan, lalu bungkukkanlah badan atau tubuh, dan letakkan kedua
tangan di atas matras.
c. Posisi siku ke samping, dan masukkan kepala di antara
kedua belah tangan.
d. Sentuhkan
bahu ke matras.
e. Lalu
bergulinglah kedepan.
f. Lipat lutut dua-duanya, tariklah dagu dan juga lutut ke
dada dengan tangan merangkul pada lutut.
g. Sikap akhir dari guling depan adalah jongkok lalu berdiri
dengan posisi tegak.
2. Backward Roll (Guling ke belakang)
Langkah-langkah
untuk melakukan backward roll atau guling ke belakang.
a. Posisi badan atau tubuh jongkok, kedua kaki rapat,dengan
bagian tumit diangkat.
b. Kepala
menunduk dengan posisi dagu rapat ke dada.
c. Kedua tangan berada di samping telinga dengan posisi
telapak tangan menghadap ke arah atas.
d. Jatuhkanlah
pantat ke arah belakang, posisi badan tetap bulat.
e. Ketika
punggung telah menyentuh matras, dengan cepat kedua lutut ditarik kebelakang
kepala.
f. Ketika kedua ujung kaki telah menyentuh matras, lalu
kedua telapak tangan menekan pada matras sehingga menjadikan tangan lurus dan
kepala terangkat.
g. Ambilah sikap jongkok kemudian berdiri.
3. Lompat Harimau
Lompat
harimau secara prinsip tidak jauh berbeda dengan gerakan roll depan atau guling
kedepan. Lompat harimau merupakan sikap loncatan membusur dengan posisi kedua
tangan lurus ke depan saat melayang dan dilanjutkan dengan mengguling ke arah
depan dan sikap akhir yaitu jongkok.
Langkah
atau cara melakukan lompat harimau yaitu sebagai berikut.
a. Berdiri dengan posisi tegak, dan kedua lengan lurus di
samping, serta pandangan ke depan.
b. Kedua
kaki menolak di papan tolak dengan disertai ayunan lengan keatas, badan atau
tubuh melayang, posisi tangan menumpu pada bagian pangkat kuda-kuda, dan
pandangan ke depan, dipusatkan pada dekat tangan.
c. Kedua belah tangan menolak dengan tenaga yang kuat dan
kemudian lutut dilipat ke dada. Lalu luruskanlah tungkai ketika berada di atas
ujung kuda-kuda.
d. Sikap
akhir yaitu jongkok lalu berdiri.
4. Hands Stand
Cara
melakukan hands stand.
a. Posisi tubuh berdiri tegak, dengan salah satu kaki
sedikit kedepan.
b. Bungkukanlah
badan atau tubuh, tangan menumpu pada matras selbar bahu lengan keras, arah
pandangan sedikit ke arah depan, doronglah pantat setinggi-tingginya, posisi
tungkai bagian depan bengkok, sedangkan posisi tungkai bagian belakang lurus.
c. Ayunkanlah tungkai belakang ke atas, dengan mengencangkan
otot bagian perut.
d. Kedua
tungkai dalam posisi rapat dan lurus merupakan satu garis dengan badan dan juga
lengan, arah pandangan diantara tumpuan tangan, badan atau tubuh dijulurkan ke
atas.
e. Keseimbangan.
5. Meroda
Gerakan
memutar tubuh atau badan dari sikap menyamping dengan kaki dan tangan
sebagai tumpuan dalam gerakannya. Latihan gerakan meroda dapat dilakukan dengan
bertahap yaitu dari melakukan 1 x gerakan meroda, dan apabila telah merasa
baikan dapat ditingkatkan menjadi beberapa kali gerakan.
Berikut
langkah-langkah dalam melakukan gerakan meroda.
a. Pertama berdiri dengan tegak meyamping, kedua kaki dibuka
dengan sedikit lebar, kedua tangan ke atas dengan lurus dan serong ke samping
seperti huruf V dan arah pandangan ke depan.
b. Jatuhkanlah
badan atau tubuh ke arah samping kiri, kemudian letakkan telapak tangan ke
samping kiri, sehingga kaki kanan terangkat lurus ke atas. Lalu disusul dengan
meletakkan telapak tangan yang satunya lagi.
c. Ketika kaki bagian kanan diayunkan, maka kaki bagian kiri
ditolak pada lantai, sehingga menjadikan kedua kaki tersebut terbuka dan serong
ke arah samping.
d. Lalu
letakkan kaki kanan ke samping tangan bagian kanan, kemudian tangan kiri
terangkat disusul dengan meletakkan kaki kiri di dekat atau di samping
kaki kanan.
e. Dan
terakhir badan terangkat dengan kedua lengan lurus ke atas (ke posisi semula).
6. Lompat Jongkok
Langkah-langkah
melakukan lompat jongkok.
a. Awalan lari dengan cepat dan posisi badan condong
kedepan.
b. Kedua
kaki melakukan tolakan pada papan dengan sekuat tenaga disertai dengan gerakan
ayunan lengan dari blakang bawah ke depan, badan atau tubuh lurus, dan tungkai
dipisahkan.
c. Ketika tangan menyentuh bagian pangkal kuda-kuda
segeralah melakukan tolakan dengan sekuat tenaga. Badan atau tubuh melayang di
atas kuda" dalam posisi atau sikap lurus, dengan lengan direntangkn, dan
tungkai lurus dipisahkan, serta arah pandangan ke depan.
d. Mendarat
dengan gerakan ujung kaki yang mengeper dan kemudian lengan direntangkan ke
atas.
7. Round Off
Merupakan gerakan yang terdiri dari.
Melakuakan hand stand dengan cara
berputar pada sumbu tegak.
Menolak dengan menggunakan kedua tangan
tumpuan pada saat kedua kaki akan mendarat.
Cara melakukan gerakan round off.
a. Melakukan hand stand (Untuk anak-anak
yang belum bisa dalam melakukan hand stand, dapat dilakukan dengan bantuan).
Mengangkat satu tangan dari lantai, tangan kiri dan kanan secara bergantian.
b. Sama seperti yang di atas, akan tetapi tangan yang diangkat
diletakkan di depan, lalu memindahkan posisi tangan yang lain pada posisi
tangan yang pertama tadi, badan atau tubuh berputar pada sumbu tegak. Pada
latihan 1 dan 2 pada saat kembali berdiri dengan menggunakan cara bebas.
c. Melakukan hand stand dengan menempatkan
kedua tangan menghadapa ke arah datang, jadi saat kedua tangan mendekat ke
bagian lantai, kedua tangan diputar hingga ujung jari menghadap ke arah datang.
Pada saat latihan ini tetap dibantu hingga sikap hand.
d. Melakukan latihan 3. Ketika kedua kaki rapat akan turun
dengan tolakan kedua tangan meninggalkan lantai.
e. Melakukan latihan 3 dan juga 4 dengan irama yang cepat. Jika
perlu tetap dibantu, terutama pada sikap hand stand yang berlangsung secara
sangat singkat. Agar dapat melatih kekuatan tangannya menjadi lebih baik.
f. Melakukan latihan 5, yang dilakukan
dengan cepat dan dengan menggunakan awalan 2/3 langkah. Dengan tangan langsung
menyentuh pada matras dan kaki langsung lurus ke atas.
8. Lompat Kangkang
Yaitu
lompatan dengan membuat sikap kangkang tanpa meluruskan badan atau tubuh
terlebih dahulu.
Teknik
untuk melakukannya adalah sebagai berikut.
a. Setelah melakukan awalan dan take off, kemudian angkat
panggul dengan tinggi.
b. Pada
saat tangan menyentuh kuda lompat, panggul ditekuk, dan tangan dibuka (gerakan
ke arah samping).
c. Kemudian lakukanlah tolakan menggunakan tangan dengan
kuat dan mengangkat dada dan juga kepala ke atas.
d. Setelah
kaki telah melewati kuda lompatan, luruskanlah badan dan juga rapatkanlah
tungkai sebelum mendarat.
e. Mendarat
dengan kedua kaki dalam posisi rapat dan lutut sedikit ditekuk.
9. Head Stand
a. Berdiri dengan menggunaka kepala adalah sikap tegak yang
bertumpu pada bagian kepala dan ditopang dengan menggunakan kedua tangan.
b. Sikap
permulaan yaitu membungkuk dengan bertumpu pada dahi dan juga tangan. Posisi
dahi dan tangan membentuk segitiga sama sisi.
c. Angkatlah tungkai satu per satu ke atas. Agar dapat
menjaga agar badan tidak mengguling kedepan, panggul ke depan, dan dengan
punggung membusur.
d. Dan
berakhir pada posisi tubuh atau badan tegak, dan dengan posisi tungkai rapat
lurus ke atas.
10. Kayang
Kayang
merupakan posisi kaki bertumpu dengan 4 titik dalam keadaan atau posisi
terbalik dengan meregang dan juga mengangkat perut dan panggul. Manfaat dari
gerakan kayang sendiri adalah untuk menambahkan atau meningkatkan kelentukan
pada bahu, bukan kelentukan pada pinggang.
Langkah-langkah
untuk melakukan gerakan kayang.
a. Sikap untuk permulaan yaitu berdiri dengan kedua tangan
menumpu pada bagian pinggul.
b. Kedua
kaki ditekuk, dan siku tangan ditekuk, serta kepala dilipat kebelakang.
c. Lalu kedua tangan diputar ke arah belakang sampai
menyentuh matras, dan menjadikannya tumpuan.
d. Posisi
badan atau tubuh melengkung seperti busur.
11. Sikap Lilin
Sikap
lilin adalah sikap tidur dengan terlentang dan posisi kaki rapat dan lurus ke
atas, dengan pinggang ditopang dengan menggunakan telapak tangan dan posisi
pundak tetap menempel pada lantai.
Cara
melakukan sikap lilin adalah sebagai berikut.
a. Pertama yaitu tidur dengan posisi terlentang, dengan
kedua tangan di samping tubuh, dan arah pandangan ke atas.
b. Angkatlah
kedua kaki ke atas dengan posisi yang lurus dan rapat.
c. Kemudian yang menjadi landasan adalah seluruh pundak
dibantu oleh kedua tangan yang menopang pada pinggang.
d. Lalu
pertahankanlah sikap tersebut hingga beberapa saat.
12. Salto
Salto
merupakan gerakan jungkir balik yang dilakukan di udara. Biasanya untuk yang
sudah ahli, dapat melakukan gerakan salto tersebut hingga beberapa kali.
13. Guling Lenting
a. Sikap Awal
Berdiri dengan tegak dan kedua kaki rapat serta kedua lengan
diangkat lurus ke atas. Sambil membukukkan badan atau tubuh, letakkan kedua tangan
di matras kurang lebih satu langkah dari kaki. Kemudian letakkan tengkuk di
antara kedua belah tangan sambil mengambil sikap guling ke depan. Dan kedua
kaki dijaga agar tetap pada keadaan lurus.
b. Pelaksanaan
Saat posisi untuk melakukan guling ke depan tercapai,
segeralah untuk mengguling ke depan. Ketika tubuh telah berada di atas kepala,
kedua kaki segera dilecutkan lurus ke arah depan dengan dibantu oleh kedua
tangan yang mendorong tubuh atau badan dengan cara menekan matras. Lecutan
tersebut menyebabkan tubuh atau badan melenting ke depan.
c. Sikap Akhir
Saat gerakan layangan telah selesai, kedua kaki segera
mendatar. Tubuh atau badan tetap melenting dan kedua lengan terangkat lurus.
Sampai akhirnya, berdiri dengan tegak kembali.
Tag :
Artikel
1 Komentar untuk "ARTIKEL SENAM LANTAI"
♥♦♣♠ PELANGI KOIN ♠♣♦♥
BANK TERSEDIA : BCA,MANDIRI, BRI, BNI, DANAMON
NB : PENGGUNA BANK DAERAH ? ATAU PENGGUNA JASA TRANSFER ?
KAMI TERIMA SEMUA JENIS NYA DAN PROSES SECEPATNYA DEPO & WD ANDA BOSS
-DENGAN MINIMAL DEPOSIT SANGAT TERJANGKAU, 20 RIBU
-MENYEDIAKAN BONUS KOIN TERBESAR & JACKPOT BERLIMPAH SETIAP HARINYA
-TRANSAKSI SEMUA BANK 24 JAM,TANPA SYARAT
-TIPS & TRIK JITU MENANGKAN JUTAAN KOINNYA SETIAP HARI DARI CS PROFESIONAL
JANGAN RAGU LAGI, SEGERA DAFTAR, DAN MENANGKAN JUTAAN-RATUSAN JUTA KOIN NYA SETIAP HARI
BOSS MENANG, KAMI SENANG
WD TANPA BATAS
WA: +855963935880
LINE : PELANGIKOIN
FB : PELANGI KOIN
IG : PELANGI_KOIN