GEMPA BUMI
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Kepulauan
Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng besar di dunia yaitu lempeng
Australia, Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan Australia yang saling
menujam di lepas pantai barat Pulau Sumatera, lepas pantai selatan pulau Jawa,
lepas pantai Selatan kepulauan Nusatenggara, dan berbelok ke arah utara ke
perairan Maluku sebelah selatan. Antara lempeng Australia dan Pasifik terjadi
penujaman di sekitar Pulau Papua. Sementara pertemuan antara ketiga lempeng itu
terjadi di sekitar Sulawesi. Itulah sebabnya mengapa di pulau-pulau sekitar
pertemuan 3 lempeng itu sering terjadi gempa bumi.
Istilah
gempa bukanlah hal yang asing bagi kita. Sering kali Indonesia merasakan adanya
gempa, baik dalam skala yang kecil atau besar, dengan intensitas waktu yang
singkat bahkan pernah juga dengan intensitas yang cukup lama. Gempa (atau
lindu, orang Jawa bilang) pada dasarnya adalah akibat dari pelepasan energi
secara tiba-tiba pada kerak bumi. Energi ini berasal dari akumulasi tekanan
batuan akibat pergeseran kerak bumi. Dalam ilmu kegempaan sendiri, berdasar
genesa atau kejadiannya gempa dibagi menjadi 3 macam, yaitu gempa tektonik,
gempa vulkanik dan gempa runtuhan. Gempa tektonik disebabkan oleh pergerakan
lempeng-lempeng benua dan lempeng samudra. Sedangkan gempa vulkanik disebabkan
oleh aktivitas gunungapi. Gempa runtuhan terjadi akibat adanya benda yang
jatuh, gempa ini hanya bersifat local (melanda daerah sekitar).
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun
rumusan masalah dalam “Gempa Bumi dan Peristiwa Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006”
adalah sebagai berikut:
1.
Pengertian gempa bumi
2.
Penyebab dan proses terjadinya gempa bumi
3.
Dampak terjadinya gempa bumi
4.
Ciri-ciri terjadinya gempa bumi
5.
Gempa Yogyakarta
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN GEMPA BUMI
Gempa
adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi. Ketika
pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang seismik.
Pergerakan gelombang gempa ke segala arah di permukaan bumi (tergantung pada
topografinya). Ketika gelombang ini mencapai permukaan bumi, getarannya bisa
merusak atau tidak tergantung pada kekuatan sumber, jarak fokus, mutu bangunan
dan mutu tanah dimana bangungan berdiri. Gempa bumi biasa disebabkan oleh
pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk
menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita
walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila terdapat
tekanan karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Gempa
bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar
lempeng bumi, patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan batuan. Kekuatan
gempa bumi akibat aktivitas gunung api dan runtuhan batuan pada umumnya
relatif kecil, sedangkan untuk gempa akibat gerakan lempeng mempunyai daya
kekuatan yang relative besar.
Gempa
dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal musim. Meskipun demikian, konsentrasi
gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja, seperti pada batas Plat
Pasifik. Tempat ini dikenal dengan Ring Of Fire karena merupakan deretan
dari gunung berapi.
Ilmuwan
yang mempelajari sesar dan gempa disebut dengan seismologist. Mereka
menggunakan peralatan yang disebut seismograf untuk mencatat gerakan tanah dan
mengukur besarnya suatu gempa. Seismograf memantau gerakan-gerakan bumi dan
mencatatnya dalam seismogram. Gelombang seismik, atau getaran yang terjadi
selama gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist
mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran gempa. Seismologist menggunakan
skala Richter untuk menggambarkan besaran gempa, dan skala Mercalli
untuk menunjukkan intensitas gempa, atau pengaruh gempa terhadap tanah, gedung
dan manusia.
B.
PENYEBAB DAN PROSES TERJADINYA GEMPA BUMI
1.
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Kebanyakan
gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang
dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar
dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan
lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.
Gempa
bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa
bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional
dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena
materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi pada
kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa
gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung
berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan
gunungapi. Gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak yang mempunyai
kekuatan yang besar. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia
senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh
manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
Ø
Hiposenter dan episenter (Focus and Epicenter)
Titik
dalam perut bumi yang merupakan sumber gempa dinamakan hiposenter atau fokus.
Proyeksi tegak lurus hiposenter ini ke permukaan bumi dinamakan episenter.
Gelombang gempa merambat dari hiposenter ke patahan sesar fault rupture.
Bila kedalaman fokus dari permukaan adalah 0 – 70 km, terjadilah gempa dangkal (shallow
earthquake), sedangkan bila kedalamannya antara 70 – 700 km, terjadilah
gempa dalam (deep earthquake). Gempa dangkal menimbulkan efek goncangan
yang lebih dahsyat dibanding gempa dalam. Hal ini dikarena letak fokus lebih
dekat ke permukaan, dimana batu-batuan bersifat lebih keras sehingga melepaskan
lebih besar regangan (strain).
Ø
Sesar Bumi (Eart Fault)
Sesar
(fault) adalah celah pada kerak bumi yang berada di perbatasan antara
dua lempeng tektonik. Gempa sangat dipengaruhi oleh pergerakan batuan dan
lempeng pada sesar ini. Bila batuan yang menumpu merosot ke bawah akibat batuan
penumpu di kedua sisinya bergerak saling menjauh, sesarnya dinamakan sesar
normal (normal fault). Bila batuan yang menumpu terangkat ke atas akibat
batuan penumpu di kedua sisinya bergerak saling mendorong, sesarnya dinamakan
sesar terbalik (reverse fault). Bila kedua batuan pada sesar bergerak
saling menggelangsar, sesarnya dinamakan sesar geseran-jurus (strike-slip
fault).
Sesar
normal dan sesar terbalik, keduanya menghasilkan perpindahan vertikal (vertical
displacement), sedangkan sesar geseran-jurus menghasilkan perpindahan
horizontal (horizontal displacement).
Kepulauan
Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu lempeng
Australia, Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan Australia bertumbukan di
lepas pantai barat Pulau Sumatera, lepas pantai selatan pulau Jawa, lepas
pantai Selatan kepulauan Nusatenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan
Maluku sebelah selatan. Antara lempeng Australia dan Pasifik terjadi tumbukan
di sekitar Pulau Papua. Sementara pertemuan antara ketiga lempeng itu terjadi
di sekitar Sulawesi. Itulah sebabnya mengapa di pulau-pulau sekitar pertemuan 3
lempeng itu sering terjadi gempabumi.
Berikut
ini adalah 25 Daerah Wilayah Rawan Gempabumi Indonesia yaitu: Aceh, Sumatera
Utara (Simeulue), Sumatera Barat – Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten Pandeglang,
Jawa Barat, Bantar Kawung, Yogyakarta, Lasem, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT,
Kepulauan Aru, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Utara, Sangir Talaud, Maluku Utara, Maluku Selatan, Kepala Burung-Papua Utara,
Jayapura, Nabire, Wamena, dan Kalimantan Timur.
Berdasarkan
atas penyebabnya, gempa bumi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a.
Gempa Tektonik
Adalah
gempa yang disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik. Lempeng tektonik bumi
kita ini terus bergerak, ada yang saling mendekat di bagi menjadi:
1.
Penujaman antara kedua lempeng samudra
2.
Penujaman antara kedua lempeng samudra dan lempeng benua
3.
Tumbukan antara kedua lempeng benua
Yang
Saling menjauh atau saling mendekat. Karena tepian lempeng yang tidak rata,
jika bergesekan maka, timbullah friksi. Friksi inilah yang kemudian melepaskan energy
goncangan.
b.
Gempa Vulkanik
Adalah
gempa yang disebabkan oleh kegiatan gunungapi. Magma yang berada pada kantong
di bawah gunung tersebut mendapat tekanan dan melepaskan energinya
secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah. Gempa ini disebabkan oleh
kegiatan gunungapi. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung
tersebut mendapat tekanan dan melepaskan energinya secara tiba-tiba
sehingga menimbulkan getaran tanah.
c.
Gempa Reruntuhan
Adalah
gempa lokal yang terjadi apabila suatu gua di daerah topografi karst atau di
daerah pertambangan runtuh. Sifat gempa bumi runtuhan : Melalui runtuhan dari
lubang-lubang interior bumi.
Sebenarnya
mekanisme gempa tektonik dan vulkanik adalah sama. Naiknya magma ke permukaan
juga dipicu oleh pergeseran lempeng tektonik pada sesar bumi. Biasanya ini
terjadi pada batas lempeng tektonik yang bersifat konvergen (saling mendesak).
Hanya saja pada gempa vulkanik, efek goncangan lebih ditimbulkan karena desakan
magma, sedangkan pada gempa tektonik, efek goncangan langsung ditimbulkan oleh
benturan kedua lempeng tektonik. Bila lempeng tektonik yang terlibat adalah
lempeng benua dengan lempeng samudra, sesarnya berada di dasar laut, karena itu
biasanya benturan yang terjadi berpotensi menimbulkan tsunami.
Ø
Menurut Fowler, 1990 mengklasifikasikan gempa berdasarkan kedalaman
focus sebagai berikut :
§
Gempa dangkal : kurang dari 70 km
§
Gempa menengah : kurang dari 300 km
§
Gempa dalam : lebih dari 300 km (kadang-kadang > 450 km)
Ø
Anatomi Gempa
Ilmu
yang mempelajari tentang gempa disebut dengan seismologi. Ilmu ini mengkaji
tentang apa yang terjadi pada permukaan bumi di saat gempa, bagaimana energi
goncangan merambat dari dalam perut bumi ke permukaan, dan bagaimana energi ini
dapat menimbulkan kerusakan, serta proses penunjaman antar lempeng pada sesar
bumi yang menyebabkan terjadinya gempa.
2.
Proses Gempa Bumi
Lempeng
samudera yang rapat, massanya lebih besar ketika bertumbukkan dengan lempeng
benua di zona tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah. Gerakan
lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat gesekan dari selubung bumi.
Perlambatan gerak itu menyebabkan penumpukkan energi di zona subduksi dan zona
patahan. Akibatnya di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada
saat batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang
diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses ini menimbukan getaran
partikel ke segala arah yang disebut gelombang gempa bumi.
Hipocenter (focus gempa) adalah istilah
yang dugunakan untuk menyebut titik pusat gempa, tempat dimana sumber energi
dilepaskan. Epicenter adalah daerah permukaan yang terdeka dengan
Hipocenter. Daerah yang terletak di epicenter inilah yang merasakan guncangan
gempa paling besar. Pada gambar diatas bisa kita pahami kedua istilah tersebut.
Dikenal
terdapat 2 jenis gelombang yang dihasilkan dari proses terjadinya gempa bumi,
yaitu gelombang S (sekunder) dan Gelombang P (Primer).
C.
DAMPAK TERJADINYA GEMPA BUMI
Gempa
memiliki kekuatan yang bervariasi,yakni gempa yang berkekuatan rendah,sedang
dan tinggi. Apabila gempa bumi berkekuatan sedang dan tinggi terjadi didekat
daratan maka akan menimbulkan kerusakan secara fisik yang hebat. Contohnya
jalan raya terputus, seluruh bangunan terbelah.
Gempa
bumi juga dapat menimbulkan bencana sekunder. Contohnya terputusnya
listrik,telepon,jaringan air minum, kebakaran, ledakan dan kekeringan
Gempa
bumi yang kuat apabila terjadio di dasar laut dapat menimbulkan gelombang laut
yang besar atau yang biasa disebut TSUNAMI. Tsunami dapat memiliki kecepatan
lebih dari 500 km/jam.
Tsunami
adalah gelombang besar yang di akibatkan oleh pergeseran bumi di dasar laut.
Kata tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang pelabuhan.
D.
CIRI-CIRI TERJADINYA GEMPA BUMI
Gempa
bumi yang terjadi memang menakutkan, namun hal ini tidak bisa dihindari
mengingat Indonesia termasuk negara yang rawan akan gempa. Untuk itu,
mempelajari dan mewaspadai ciri-ciri yang biasanya terjadi sebelum gempa adalah
hal yang bijaksana.
Ada
beberapa ciri-ciri yang dapat terlihat jika akan terjadi gempa bumi. Beberapa
ciri-ciri tersebut antara lain:
Lihat
ke Langit
Jika
di langit ada awan yang berbentuk seperti angin tornado, pohon, atau batang, di
mana bentuknya berdiri, itu adalah awan gempa yang biasanya muncul sebelum
gempa terjadi. Awan yang berbentuk aneh itu terjadi karena adanya gelombang
elektromagnetis berkekuatan hebat dari dasar bumi, sehingga gelombang
elektromagnetis tersebut ‘menghisap’ daya listrik di awan, oleh karena itu
bentuk awannya jadi seperti tersedot ke bawah. Gelombang elektromagnetis
berkekuatan besar itu sendiri terjadi akibat adanya patahan atau pergeseran
lempeng bumi. Tapi kemunculan awan gempa seperti itu di langit tidak selalu
berarti akan ada gempa. Bisa saja memang bentuknya seperti itu.
Coba
diuji medan elektromagnetis di dalam rumah
Cek
siaran teve, apakah ada suara brebet-brebet ataukah tidak. Jika terdapat mesin
fax, cek apakah lampunya blinking biarpun lagi tidak transmit data. Lalu coba
minta orang lain mengirim fax ke kita, cek apakah teksnya yang diterima
berantakan atau tidak. Coba matikan juga aliran listrik. Cek apakah lampu neon
tetap menyala redup atau remang-remang biarpun tak ada arus listrik. Kalo
tiba-tiba teve brebet-brebet, lampu fax blinking, padahal sedang tidak
transmitting, teks yang kita terima berantakan dan neon tetap menyala biarpun
tidak ada arus listrik, itu berarti memang sedang ada gelombang elektromagnetis
luar biasa yang sedang terjadi tapi kasat mata dan tidak dapat dirasakan oleh
manusia.
Perhatikan
hewan-hewan
Cek
apakah hewan-hewan seperti “menghilang”, lari atau bertingkah laku aneh/
gelisah. Insting hewan biasanya tajam dan hewan bisa merasakan gelombang
elektromagnetis.
Air
tanah
Lihat
juga apakah air tanah tiba-tiba menjadi surut tidak seperti biasanya.
Jika
empat tanda ini ada atau terlihat dalam waktu bersamaan, segeralah bersiap-siap
untuk evakuasi. Empat tanda tersebut kemungkinan besar menunjukkan memang akan
ada gempa berkekuatan besar. Walaupun demikian, adanya awan gempa yang
bentuknya aneh itu, tetap tidak bisa memastikan kapan gempa terjadi. Oleh
karena itu jangan tunggu-tunggu lagi, sebisa mungkin langsung melakukan
tindakan penyelamatan diri untuk menghindari hal-hal yang paling buruk.
Kalau
skala gempanya besar dan episentrumnya terletak di laut, kita harus selalu
waspada akan datangnya gelombang tsunami. Tingginya gelombang bisa puluhan
meter, bisa juga hanya dua meter. Tapi biarpun hanya dua meter, gelombangnya
tidak main-main. Kekuatannya dahsyat (seperti tidak ada habisnya) dan
tekanannya bisa mencapai 190 kilogram.
F.
GEMPA YOGYAKARTA
1.
Gempa Yogyakarta
Gempa
bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa bumi tektonik kuat yang
mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang
lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan
5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan bahwa
gempa terjadi sebesar 6,2 pada skala Richter.
Gempa
susulan terjadi beberapa kali seperti pada pukul 06:10 WIB, 08:15 WIB dan 11:22
WIB. Gempa bumi tersebut mengakibatkan banyak rumah dan gedung perkantoran yang
rubuh, rusaknya instalasi listrik dan komunikasi. Bahkan 7 hari sesudah gempa,
banyak lokasi di Bantul yang belum teraliri listrik. Gempa bumi juga
mengakibatkan Bandara Adi Sutjipto ditutup sehubungan dengan gangguan
komunikasi, kerusakan bangunan dan keretakan pada landas pacu, sehingga untuk
sementara transportasi udara dialihkan ke Bandara Achmad Yani Semarang dan
Bandara Adisumarmo Solo.
2.
Lokasi Gempa
Lokasi
gempa menurut Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia terjadi di koordinat 8,007° LS dan 110,286° BT pada kedalaman 17,1
km. Sedangkan menurut BMG, posisi episenter gempa terletak di koordinat
8,26° LS dan 110,31° BT pada kedalaman 33 km.itu di nyatakan sesaat
terjadi gempa. Setelah data dari berbagai Stasiun yang dipunyai jejaring BMG
dan dilakukan perhitungan, update terakhir BMG menentukan pusat gempa berada di
8.03 LS dan 110,32 BT (update ke tiga) pada kedalaman 11,3 Km dan kekuatan 5.9
SR Mb (Magnitude Body) atau setara 6.3 SR Mw (Magnitude Moment).USGS memberikan
koordinat 7,977° LS dan 110,318 BT pada kedalaman 35 km. Hasil yang berbeda
tersebut dikarenakan metode dan peralatan yang digunakan berbeda-beda.
Secara
umum posisi gempa berada sekitar 25 km selatan-barat daya Yogyakarta, 115 km
selatan Semarang, 145 km selatan-tenggara Pekalongan dan 440 km timur-tenggara
Jakarta. Walaupun hiposenter gempa berada di laut, tetapi tidak mengakibatkan
tsunami. Gempa juga dapat dirasakan di Solo, Semarang, Purworejo, Kebumen dan
Banyumas. Getaran juga sempat dirasakan sejumlah kota di provinsi Jawa Timur
seperti Ngawi, Madiun, Kediri, Trenggalek, Magetan, Pacitan, Blitar dan
Surabaya.
Menurut
data terkini, jumlah korban mencapai 5.176 orang meninggal dan antara 37.000
sampai dengan 50.000 orang terluka. Diperkirakan 600.000 orang saat itu
tidak punya tempat berlindung permanen.
3.
Dampak Gempa Bantul
Gempa
Bantul merupakan salah satu bencana alam yang memakan korban besar setelah
peristiwa Stunami di Meulaboh. Selain itu jumlah total kerusakan dan kerugian
karena gempa ini diperkirakan senilai US$ 3,1 miliar (CGI, 2006). Hal ini
membuat gempa Yogya berada di urutan keempat dari bencana alam yang paling
merugikan di negara sedang berkembang dalam 10 tahun terakhir ini. Yang
terkena dampak paling parah adalah rumah-rumah, sehingga menyumbangkan lebih
dari setengah dari total jumlah kerugian dan kerusakan.
Diperkirakan 154.000 rumah hancur total dan 260.000 rumah mengalami beberapa
kerusakan. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah total
gabungan dari rumah-rumah yang perlu direkonstruksi dan diperbaiki di
daerah-daerah di Indonesia yang terkena bencana tsunami 26 Desember 2004 dan
gempa Nias 28 Maret 2005.
Daerah
yang mengalami dampak paling parah adalah Kabupaten Bantul di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY), dimana 47.000 rumah hancur, dan Kabupaten Klaten di Provinsi
Jawa Tengah, dimana 66.000 rumah hancur. CGI, 2006 memperkirakan adanya
4,1 juta meter kubik puing-puing di daerah-daerah yang terkena dampak gempa.
Kerusakan
Rumah Penduduk
Banyak
rumah yang rusak parah akibat gempa ini. Diperkirakan 7,4% persediaan perumahan
telah hilang di enam kabupaten yang mengalami kerusakan paling parah (CGI,
2006). Di beberapa desa, 70-90% dari rumah-rumah tersebut hancur total.
Rumah-rumah yang ada di daerah yang terkena gempa dapat dibagi menjadi tiga
kategori umum:
- Rumah pasangan bata tanpa tulangan, rumah-rumah yang lebih tua (dibangun sebelum tahun 1990) terdiri dari dinding pasangan bata tanpa tulangan dengan atap pelana atau perisai dan kuda kuda dari kayu atau beratap bambu dengan genting.
- Rumah ikatan bata atau setengah ikatan bata – rumah-rumah yang lebih baru (dibangun setelah tahun 1990) dibangun dengan ikatan atau setengah ikatan bata, batako atau batu di dalam dinding beton dengan atap pelana atau perisai dengan kuda kuda dari kayu atau beratap bambu dengan genting.
- Rumah kayu, rumah dengan rangka kayu jarang dijumpai; kalaupun ada sering kali masih ada dinding pasangan batanya.
Gegung-Gedung
Yang Rusak Parah
- Mall Saphir Square mengalami kerusakan parah di lantai 4 dan 5. Tembok depan Mall lantai tersebut roboh hingga berlubang, kanopi teras Mall ambruk dan menimpa teras Mall yang sebagian ikut roboh.
- Mall Ambarukmo Plaza, yang saat itu belum lama dibuka, mengalami kerusakan tak terlalu parah. Beberapa bagian tembok terlihat retak-retak dan terkelupas.
- GOR Universitas Ahmad Dahlan mengalami kerusakan parah. Atap GOR roboh dan hanya tersisa tembok di sisi-sisinya.
- STIE Kerja Sama di Jl. Parangtritis rusak sangat parah.
- ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km.6,5 kerusakan sangat parah.
Situs
Kuno dan Lokasi Wisata yang Rusak
- Candi Prambanan mengalami kerusakan yang cukup parah dan ditutup sementara untuk diteliti lagi tingkat kerusakannya. Kerusakan yang dialami candi prambanan kebanyakan adalah runtuhnya bagian-bagian gunungan candi dan rusaknya beberapa batuan yang menyusun candi
- Makam Imogiri juga mengalami kerusakan yang cukup parah. Beberapa kuburan di Imogiri amblas, lantai-lantai retak dan amblas, sebagian tembok dan bangunan makam yang runtuh, juga hiasan-hiasan seperti keramik yang pecah.
- Salah satu bangsal di Kraton Yogyakarta, yaitu bangsal Trajumas yang menjadi simbol keadilan ambruk.
- Candi Borobudur yang terletak tak jauh dari lokasi gempa tak mengalami kerusakan berarti
- Obyek Wisata Kasongan mengalami kerusakan parah saperti Gapura Kasongan yang patah di kiri dan kanan gapura dan ruko-ruko kerajinan keramik yang sebagian besar rusak berat bahkan roboh.
4.
Peta Persebaran Kerusakan Gempa
Daerah
kerusakan ini adalah lokasi yang paling berdekatan dengan pusat gempa
disepanjang Patahan Opak yg membentang dari baratdaya-timurlaut. Warna hijau
menunjukkan tinggian sedang warna coklat daerah topografi rendah. Kuning –
kerukan ringan, orange – kerusakan sedang, dan merah kerusakan berat.
“Tempat-tempat yg mengalami kerusakan terutama
disebelah barat dari lokasi gempa ini. Mengapa ?”
Selain
daerah kerusakan ini lebih padat penduduk dibandingkan sebelah timur yg berupa
pegunungan selatan, daerah ini dibawahnya terususun oleh batuan lunak yg akan
meredam energi gempa artinya terjadi percepatan gelombang. Bayangkan kalau
energi diserap disini artinya banyak energinya yg dilepaskan dalam menggetarkan
daerah ini. Bagian timur dari daerah ini berupa perbukitan terdiri atas batuan
keras. Dengan demikian energi gelombang akan melewatinya dan percepatan
gelombangnya relatif lebih kecil dan daya rusaknya juga lebih kecil. Namun
gelombang gempa ini menjalar jauh kearah timur. Bahkan menurut laporan USGS
getaran ini dirasakan hingga di daerah Bali.
Perlu
diketahui bahwa proses rehabilitasi daerah pasca gempa perlu memperhatikan daya
dukung (uji tapak) sebelum dibangun kembali. Daerah-daerah yg bekas mengalami gempa
tentunya harus dikaji ulang daya dukungnya.
Penelitian
atau mitigasi bencana “harus” dilakukan terlebih dahulu sebelum pembangunan
ulang ini. Pemerintah perlu menganggarkan dana khusus utk melakukan penelitian
daya dukung lahan sebelum proses pemulihan lokasi kerusakan ini.
a.
Sebelum
b. Sesudah
Gambar
satelit dibawah ini memperlihatkan efek akibat gempa 27 Mei 2007.
Gambar
ini didaerah bantul sekitar 7-10 Km dari pusat gempa.
a.
Sebelum
b. Sesudah
Berdasarkan
pada citra di atas dapat diketahui bahwa begitu kuatnya gempa Yogyakarta ini.
Banyak rumah-rumah yang roboh akibat kuatnya gempa, infrastuktur di Bantul,
Yogyakarta benar-benar lumpuh pada saat itu.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Gempa
bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar
lempeng bumi, patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan batuan.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak selain itu gempa bumi dapat
diakibatkan oleh adanya aktivitas vulkanisme, runtuhan dan meteor yang jatuh
mengenai permukaan bumi.
Lempeng
samudera yang rapat, massanya lebih besar ketika bertumbukkan dengan lempeng
benua di zona tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu
akan mengalami perlambatan akibat gesekan dari selubung bumi. Perlambatan gerak
itu menyebabkan penumpukkan energi di zona subduksi dan zona patahan. Akibatnya
di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas
elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti
oleh lepasnya energi secara tiba-tiba.
Gempa
bumi dapat diklasifikasikan menjadi empat, antara lain:
1.
Berdasarkan peristiwa yang menyebabkannya
2.
Berdasarkan bentuk episentrumnya
3.
Berdasarkan letak kedalaman hiposentrum
Gempa
bumi merambat melalui tiga macam getaran
a.
Getaran Longitudinal (merapat – merenggang)
b.
Getaran transversal (naik turun)
c.
Getaran gelombang panjang
Gempa
bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa bumi tektonik kuat yang
mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang
lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa ini merupakan gempa tektonik
yang pusatnya dekat dengan daratan sehingga mengakibatkan banyaknya korban dan
infrastruktur yang rusak.
Dampak
dari gempa Yogyakarta ini sangatlah memprihatinkan. Ribuan orang tewas dan
ratus ribuan rumah dan bagunan rusak akibat terjangan gelombang gempa yang
sangat dasyat. Banyaknya korban yang berjatuhan dikarenakan di Yogyakarta yang
dilewati oleh gelombang gempa banya terdapat bengunan dan kejadian tersebut
berlangsung saat dini hari dimana banyak orang yang masih sibuk dengan aktifitasnya
di dalam rumah sehingga tidak dapat menyelamatkan diri.
B.
Saran
Dengan
adanya peristiwa di Yogyakarta pada 27 Mei 2006 ini maka hendaknya ini semua
menjadi pelajaran bagi yang lainnya. Dan hendaknya pemerintah lebih
memperhatikan pada daerah-daerah yang rawan bencana. Selain itu hendaknya
terdapat penyuluhan-penyuluhan kepada masyarat untuk bagaimana cara
menyelamatkan diri di saat terjadi bencana gempa bumi.
Tag :
Makalah
0 Komentar untuk "GEMPA BUMI"